Selasa, 19 Oktober 2010

Sejarah Trusmi dan Batiknya

Sebelumnya perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa nama Trusmi sendiri senantiasa dikaitkan dengan tokoh terkenal di Trusmi bernama Ki Buyut Trusmi pendiri desa tempat keramat trusmi itu berada serta dikaitkan pula dengan pendiri pedukuhan yang kemudian berkembang menjadi Tamaddun Cirebon yakni Pangeran Walangsungsang dari Pajajaran (Ki Kuwu Cerbon). Akan hal itu ada sebuah pertanyaan: "Apakah Ki Buyut Trusmi itu juga Walangsungsang?atau pemilik keramat Trusmi?atau Pangeran Trusmi?atau orang yang pertama kali tinggal dikeramat Trusmi?masih ada kesimpangssiuran dan ketidakjelasan. Namun demikian tidak membuat bingung dan resah masyarakat Trusmi dan Cirebon pada umumnya yang tetap menjadikan Pangeran Walangsungsang (Ki Kuwu Cerbon) sebagai tokoh sentralnya.

Hal tersebut di atas diamini pula oleh Kunci Turjani dengan versi yang berbeda mengatakan bahwa nama Trusmi muncul dikarenakan ulah Pangeran Trusmi putra pasangan Pangeran Cerbon Girang (putra Ki Kuwu Cerbon) dengan Nyi Cupluk (putri Ki Gede Trusmi) yang mempunyai suatu kebiasaan senang memangkas tanaman yang ditanam oleh kakeknya. Akan tetapi setiap tanaman itu dipangkas selalu tumbuh dan terus tumbuh kembali saat itu pula dalam arti terus bersemi.dan muncullah sebutan nama Trusmi.Dan sejak kejadian itu pula pedukuhan itu dikenal dengan sebutan Pedukuhan / Desa Trusmi.

Dikisahkan pula bahwa orang yang pertama kali tinggal di Trusmi (nama sekarang) yaitu Ki Gede Bangbangan yang suatu ketika pada sore hari membersihkan rumput di sekitar tempat tinggalnya, ia mendengar ucapan salam misterius, "Assalamu'alaikum". Ada suara akan tetapi tanpa rupa, pada saat bersamaan dengan ucapan salam tersebut Ki Gede Bangbangan menyaksikan sesuatu yang sangat aneh dimana rumput-rumput dan tanaman liar yang baru saja dipangkas kini benar-benar tumbuh kembali. Tidak berapa lama muncullah dua orang mengucap salam yang sama persis dengan suara yang didengar sebelumnya oleh Ki Gede Bangbangan. Kedua orang itu ternyata tidak lain adalah Pangeran Walangsungsang (Mbah Kuwu Cerbon) dan Sunan Gunung Jati yang ingin mensyiarkan Islam yang akhirnya Ki Gede Bangbangan pun memeluk Islam. Dan masih banyak pula versi - versi lainnya, walau demikian secara substansi bisa disimpulkan bahwa dari beberapa versi itu terdapat adanya kesamaan etimologis dari asal usul Trusmi itu sendiri.

Batik Trusmi mulai ada sejak abad ke 14 dan diyakini masyarakat Trusmi sendiri karena sudah warisan dari leluhurnya yaitu Ki Gede Trusmi. Suatu ketika sultan kraton menyuruh orang Trusmi untuk membuat batik tanpa membawa contoh hanya diperbolehkan melihat motifnya saja. Setelah jatuh tempo tiba orang Trusmi itu datang kembali dengan membawa batik yang sudah selesai dikerjakan dan meminta batik yang asli  kepada sultan kemudian menyuruhnya untuk membungkus batik asli dan batik yang dikerjakannya (duplikat). Setelah kedua batik tersebut selesai dibungkus, saat itu pula orang Trusmi menyuruh sultan untuk memilih batik yang asli. Namun sultan kebingungan dan tidak bisa membedakan mana yang asli dari kedua batik tersebut karena sangat mirip sekali sehingga akhirnya sultan mengakui bahwa batik buatan orang Trusmi sangat apik  dan sama persis walau tanpa membawa contoh batik aslinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar